Kamis, 05 Juni 2014

I.2. Sejarah Singkat Pemerintah Megawati dan Taufik Kiemas; Bonnie and Clyde versi Indonesia

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Republik Indonesia yang kelima, menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Kepemimpinannya menggantikan KH Abdurrahman Wahid yang lengser di tengah jalan lewat Sidang Istimewa MPR di tahun 2001. Sebagai presiden wanita Indonesia pertama dan anak biologis Presiden Indonesia pertama Soekarno, Mega juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Bung Karno merupakan sosok pemimpin yang mengagungkan Nasionalisme, Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa, anti menjadi boneka asing dan menentang Kolonialisme dan Imperialisme. Di lain pihak, sang anak biologis, yaitu Megawati malah membuat kebijakan-kebijakan koruptif yang menyulitkan pemerintahan berikutnya serta menambah penderitaan rakyat.

Jika Bung Karno terkenal dengan ajaran Trisakti-nya, maka Megawati dan Taufik Kiemas terkenal dengan ajaran Tri Jarah-nya yaitu :
(1) Men-Jarah diskon hutang konglomerat hitam
(2) Men-Jarah BUMN-BUMN  
(3) Men-Jarah Sumber Daya Alam dan Aset-aset Negara Republik Indonesia
Inti dari ajaran Tri-Jarah adalah mengumpulkan uang haram sebanyak-banyaknya untuk memperkaya diri sendiri, keluarga dan kroninya serta untuk menjalankan roda organisasi partai.

Implementasi dari ajaran Tri Jarah tersebut antara lain pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) atau Release and Discharge kepada konglomerat-konglomerat hitam, penjualan aset-aset BUMN seperti VLCC Pertamina, Indosat dan lain-lain, penjualan gas LNG Tangguh ke Cina dengan harga super murah, membonsai dan mengerdilkan Pertamina, menaikkan harga BBM berkali-kali, menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) berkali-kali.

Kebijakan-kebijakan Megawati yang sangat koruptif tersebut diatas, sangat merugikan Negara dan membuat rakyat semakin menderita. Bersama suaminya, Mega dan Taufik Kiemas bagaikan pasangan Bonnie and Clyde versi Indonesia yang selalu kompak dalam mencari komisi ilegal yang membuat penderitaan rakyat semakin bertambah. (Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar